Jenis Ikan Berbahaya

Melindungi Kesehatan Otak

Hingga saat ini, sudah banyak penelitian yang membahas dan membuktikan bahwa konsumsi ikan salmon dapat meningkatkan kinerja fungsi otak, melindungi kesehatan otak, dan mencegah risiko terkait penyakit yang berhubungan dengan daya memori otak.

Ciri dan Jenis Ikan Salmon yang Tersedia di Indonesia

Beruang andes (beruang berkacamata)

Dikenal juga dengan sebutan beruang berkacamata, beruang andes merupakan satu-satunya spesies beruang asli Amerika Selatan. Beruang ini mudah ditemukan di daerah pegunungan Andes di Ekuador, Kolombia, Venezuela, Peru, dan Bolivia. Meskipun dianggap sebagai beruang berukuran sedang, mereka adalah salah satu mamalia terbesar di Amerika Selatan.

Biasanya bulu beruang berkacamata berwarna hitam atau merah gelap. Nama "berkacamata" berasal dari tanda putih atau cokelat di sekitar matanya. Beruang ini dikneal sebagai spesies beruang yang paling herbivora.

Nah, sekarang sudah tahu 'kan jenis-jenis beruang yang ada di alam saat ini? Mereka semua memiliki ciri khas masing-masing yang unik. Namun, populasi dari beruang di atas perlu mendapat perhatian karena semakin terancam akibat pemanasan global dan pemburuan.

Baca Juga: 10 Fakta Beruang Kermode, Beruang Hitam yang Berwarna Putih

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Ikan salmon kini menjadi salah satu ikan yang paling digemari di Indonesia, baik sebagai hidangan di restoran mewah maupun untuk dimasak di rumah. Popularitasnya meroket karena kandungan nutrisinya yang sangat tinggi, termasuk omega-3 yang baik untuk kesehatan jantung. Namun, tahukah Anda bahwa ada beberapa jenis ikan salmon yang dijual di Indonesia? Artikel ini akan membahas berbagai jenis ikan salmon yang dapat Anda temukan di pasar Indonesia.

Tahukah Kawan bahwa ikan salmon merupakan spesies ikan yang bermigrasi untuk berkembang biak? Ya, ikan yang termasuk dalam famili salmonidae ini awalnya lahir di ekosistem air tawar (sungai).

Namun, setelah beberapa tahun kemudian, salmon akan bermigrasi ke laut (air asin). Uniknya, saat akan bertelur, ikan ini memilih untuk kembali lagi ke ekosistem air tawar seperti semula.

Daging ikan salmon sering dijadikan sebagai bahan makanan. Selain karena teksturnya yang lembut, ikan ini juga kaya akan gizi.

Namun, dibalik kelezatannya, faktanya ikan ini juga memiliki potensi bahaya jika salah dalam mengkonsumsinya. Bagi Kawan yang gemar menyantap ikan salmon, mari kenali ikan ini lebih jauh melalui ulasan berikut!

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, ikan salmon termasuk dalam famili Salmonidae. Selain salmon, ikan trout juga termasuk bagian dari famili ini. Bedanya adalah, salmon hidup di wilayah Samudera Pasifik dan Atlantik. Sementara itu, ikan Trout justru hidup secara menetap di ekosistem tertentu.

Pada umumnya, salmon dewasa memiliki rata-rata berat tubuh antara 2,3 kg sampai 9 kg. Akan tetapi, pernah ditemukan juga seekor ikan salmon dengan berat mencapai hampir 50 kg. Kasus tersebut terjadi di Sungai Hope, Skotlandia.

Kemudian, untuk ukuran tubuhnya, salmon rata-rata memiliki panjang antara 71 cm hingga 76 cm. Namun, pernah juga ada kejadian langka dimana ada salmon yang ukurannya bisa mencapai 160,65 cm. Salmon raksasa ini ditemukan di negara Norwegia.

Ikan yang memiliki daging berwarna oranye hingga putih ini memiliki corak kulit bintik-bintik berwarna merah dan biru saat masih muda. Ketika dewasa, warna bintik-bintik tersebut berubah menjadi hitam.

Kemudian, dalam hal bermigrasi, untuk dapat bermigrasi dan kembali lagi ke ekosistem air tawar, ikan salmon mengandalkan indera penciumannya sebagai navigator. Uniknya, setelah berhasil bermigrasi dan bertelur, diperkirakan hampir setengah dari jumlah salmon dewasa akan mati.

Salmon betina akan menyimpan telur telurnya di celah antara kerikil atau batuan kecil yang ada di sungai. Celah tersebut umumnya bisa menampung setidaknya 5000 telur. Telur-telur tersebut terkadang memiliki warna yang berbeda seperti merah dan oranye.

Setelah itu, ikan salmon jantan akan mendekat ke betina dan mengeluarkan spermanya untuk membuahi telur-telur tersebut. Kemudian, si betina akan menutupi telur-telur yang telah dibuahi tersebut dengan kerikil.

Setelah menetas, anakan salmon tersebut akan menetap di sungai selama kurang lebih 3 tahun. Menurut perkiraan, hanya sekitar 10% dari total telur yang dapat bertahan hidup hingga tahap ini. Pada tahap ini, salmon muda akan memakan serangga sebagai makanan utamanya. Namun, saat dewasa, ikan salmon akan memakan ikan-ikan kecil yang ada di ekosistemnya.

Ikan ini banyak ditemukan di negara-negara seperti Chili, Kanada, Rusia, Inggris, Spanyol, Kanada, dan yang lainnya. Namun sayang, ikan jenis ini tidak ditemukan di wilayah perairan Indonesia. Selain itu, untuk membudidayakannya pun juga tidak mudah. Karena itulah, harga ikan ini relatif lebih mahal dibandingkan ikan jenis lainnya.

Salmon termasuk dalam kategori sumber makanan (lauk) yang mengandung banyak gizi. Berikut beberapa manfaat yang akan didapat dari mengkonsumsi ikan salmon.

Salmon Pasifik (Pacific Salmon)

Salmon Pasifik adalah ikan yang berasal dari lautan Pasifik. Berbeda dengan salmon Atlantik, salmon Pasifik terdiri dari beberapa subspesies dengan karakteristik yang berbeda-beda. Terdapat beberapa jenis salmon Pasifik yang bisa Anda temui, seperti King Salmon, Sockeye Salmon, Coho Salmon, dan Pink Salmon. Masing-masing jenis memiliki rasa dan tekstur daging yang unik.

Beruang hitam Asia

Tidak sebesar beruang hitam Amerika, beruang hitam Asia berukuran sedang dengan bulu berwarna gelap. Biasanya mereka ditemukan di kawasan hutan di seluruh Asia selatan, terutama India , Nepal, dan Bhutan. Mereka menyukai habitat dataran tinggi yang bahkan mencapai ketinggian 9.900 kaki.

Mereka memiliki penglihatan, pendengaran, dan penciuman yang baik. Sebagian besar beruang ini adalah herbivora, meskipun mereka diketahui juga sering mencicipi daging. Predator utama beruang hitam Asia adalah harimau Siberia, tetapi mereka juga sering menjadi sasaran manusia saat mereka mengembara ke peternakan untuk mencari mangsa ternak.

Bagaimana Memilih Ikan Salmon Berkualitas di Indonesia

Saat membeli ikan salmon, perhatikan warna dagingnya. Daging salmon segar biasanya berwarna cerah dan tidak berlendir. Pastikan juga aroma ikan tidak terlalu amis. Salmon beku memiliki kualitas yang sama dengan salmon tidak beku jika dibekukan dengan baik. Pastikan Anda memilih salmon yang dibekukan dalam waktu singkat saat setelah dipanen. Jika anda memilih membeli salmon tidak beku, Anda harus pastikan salmon ini masih segar dan bebas dari bakteri pembusukan.

Jika Anda sedang mencari tempat terbaik untuk mendapatkan ikan salmon segar dan berkualitas di Indonesia, Seafood22 adalah pilihan yang tepat. Kami menyediakan berbagai jenis ikan salmon, mulai dari Salmon Atlantik yang populer hingga jenis Salmon Pasifik seperti King Salmon dan Sockeye Salmon yang terkenal dengan rasa dan tekstur dagingnya yang lezat. Dengan produk impor yang dikontrol ketat, Seafood22 memastikan bahwa setiap potongan ikan salmon yang Anda beli selalu segar dan memenuhi standar kualitas terbaik.

Tidak hanya itu, Seafood22 menawarkan harga yang kompetitif untuk ikan salmon segar maupun beku, sehingga Anda bisa menikmati manfaat kesehatan salmon tanpa merogoh kocek terlalu dalam. Kami juga menyediakan pengiriman yang cepat dan aman ke seluruh Indonesia, sehingga Anda dapat menikmati hidangan salmon berkualitas tinggi di rumah Anda sendiri. Pilih Seafood22 untuk pengalaman berbelanja seafood premium yang mudah, praktis, dan selalu berkualitas.

Beli produk ikan salmon, klik disini

Apa Ada Jenis Ikan Salmon di Indonesia?

Indonesia tidak memiliki jenis ikan salmon lokal. Salmon secara alami ditemukan di perairan laut yang lebih dingin, seperti Samudra Atlantik dan Samudra Pasifik.

Sebagian besar spesies salmon berasal dari perairan laut tersebut dan kemudian bermigrasi ke sungai-sungai di wilayah tersebut untuk berkembang biak.

Indonesia, sebagai negara dengan iklim tropis dan suhu air yang lebih hangat, tidak menyediakan lingkungan yang sesuai untuk keberadaan salmon secara alami. Oleh karena itu, ikan salmon tidak dapat ditemukan di perairan Indonesia sebagai spesies asli atau ikan lokal.

Baca juga: 15 Ikan Predator Air Tawar yang Menakjubkan

Dengan ragam spesies seperti Chinook, Coho, Sockeye, Pink, Chum, dan Atlantic salmon, kehidupan ikan ini membentuk siklus yang tak hanya memperkaya ekosistem perairan, tetapi juga memberikan sumbangan penting dalam bidang kuliner dan ekonomi.

Setiap jenis salmon memiliki karakteristik khasnya sendiri, mulai dari warna merah menyala hingga rasa daging yang lezat.

Keberagaman ini mencerminkan keanekaragaman lingkungan perairan tempat mereka hidup dan memberikan pelajaran tentang betapa rapuhnya keseimbangan ekosistem ikan salmon.

Meskipun ikan salmon telah dimanfaatkan secara ekonomi oleh manusia selama berabad-abad, tantangan konservasi dan manajemen yang bijaksana diperlukan untuk melindungi masa depan mereka.

Hilangnya habitat, perubahan iklim, dan aktivitas manusia memerlukan tindakan bersama untuk memastikan kelangsungan hidup salmon dan menjaga keberlanjutan ekosistem perairan.

Dengan kepedulian tinggi, kita bisa memastikan kelangsungan hidup jenis-jenis ikan salmon yang luar biasa ini, sehingga kita bisa terus menikmati keindahan dan manfaat yang mereka bawa ke dunia ini.

Kata B3 merupakan akronim dari bahan beracun dan berbahaya. Oleh karena itu, pengertian limbah B3 dapat diartikan sebagai suatu buangan atau limbah yang sifat dan konsentrasinya mengandung zat yang beracun dan berbahaya sehingga secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak lingkungan, mengganggu kesehatan, dan mengancam kelangsungan hidup manusia serta organisme lainya.Limbah B3, atau Bahan Berbahaya dan Beracun, mencakup berbagai jenis limbah yang memiliki sifat-sifat yang dapat menyebabkan dampak serius terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Konsep ini melibatkan zat-zat yang memiliki tingkat toksisitas tinggi, serta dapat menciptakan risiko yang signifikan jika tidak dikelola dengan benar. Sifat berbahaya dan beracun ini dapat berasal dari berbagai sumber, seperti industri, rumah tangga, pertanian, dan sektor lainnya.

Dalam sektor industri, limbah B3 dapat dihasilkan dari proses manufaktur, pengolahan kimia, dan produksi berbagai barang konsumen. Senyawa kimia berbahaya, seperti logam berat, pelarut organik, dan bahan kimia industri lainnya, dapat menjadi komponen utama limbah B3 industri. Di sisi lain, rumah tangga juga turut berkontribusi pada produksi limbah B3 melalui penggunaan berbagai produk sehari-hari.

Pada tingkat rumah tangga, beberapa produk yang umum digunakan seperti pembersih rumah, pestisida, cat, dan baterai mengandung bahan-bahan yang dapat dianggap sebagai limbah B3. Penggunaan sehari-hari ini, meskipun terlihat sepele, dapat mengakibatkan akumulasi limbah beracun di tempat pembuangan akhir, dengan potensi merusak ekosistem dan mencemari sumber daya air dan tanah.

Manajemen limbah B3 melibatkan serangkaian langkah, mulai dari identifikasi jenis limbah, penanganan, penyimpanan yang aman, transportasi yang terkendali, hingga pemusnahan atau daur ulang yang sesuai. Pentingnya pengelolaan limbah B3 tak hanya berkaitan dengan keberlanjutan lingkungan, tetapi juga melibatkan perlindungan kesehatan manusia dari paparan zat-zat beracun ini.

Kesadaran masyarakat terhadap limbah B3 menjadi kunci untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dan berkelanjutan. Edukasi mengenai penggunaan yang bijak, pengelolaan yang tepat, dan pengurangan limbah B3 di tingkat individu dan komunitas dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam mengatasi tantangan ini. Dengan demikian, pemahaman mendalam mengenai limbah B3 menjadi dasar untuk upaya kolektif dalam menjaga keberlanjutan lingkungan.

Jenis Jenis Ikan Budidaya

Kaskusers pasti sudah tidak asing lagi dengan apa yang dinamakan ikan lele atau catfish. Ikan yang menjadi salah satu kuliner khas Indonesia ini, juga merupakan salah satu spesies yang paling beragam, dimana tercata terdapat sekitar 38 jenis famili ikan lele. Famili ini juga terbagi atas sub-famili yang lebih beragam lagi.

Ikan lele pada umumnya memiliki habitat di air tawar yang tersebar di seluruh dunia, Amerika, Eropa, Afrika dan Asia.

Berbeda dengan jenis ikan predator lainnya yang mengoyak atua menggigit mangsanya, pada umumnya sebagaian besar lele menghisap mangsanya dan menelannya bulat-bulat.

Thread ini terinspirasi atas ahli biologi ikan tawar dan pemancing ulung yang punya acaranya sendiri di Animal Planet, yaitu Jeremy Wade.

Spoiler for Jeremy Wade:

Hampir di setiap episode, Jeremy Wade selalu bertemu dengan berbagai varian dari ikan lele, dan sebagian besar diantaranya, berukuran super besar dan berbahaya bagi manusia. Mau tau mana saja ikan lele tersebut? Yuk simak info dibawah ini.

Spoiler for Wels Catfish:

Wels Catfish merupakan ikan lele asli yang berasal dari kawasan Eropa Tengah dan Timur, namun akibat dilepaskannya beberapa ekor di Eropa bagian Barat, maka Wels Catfish dapat ditemukan di Spanyol hingga Inggris. Wels Catfish dapat tumbuh hingga mencapai 2.2 meter dan berat 180 kg.

Berbagai bendungan yang dibuat di kawasan Eropa merupakan tempat favorit Wels Catfish, karena kedalamannya dan luasnya perairan serta banyakya sumber makanan. Sejak abad pertengahan, Wels Catfish selalu digambarkan bahwa ia mampu menelan seseorang hidup-hidup.

Spoiler for Red Tail Catfish:

Red Tail Catfish menghuni sungai-sungai di Amerika Selatan seperti Amazon, Orinoco dan Essequibo. Ikan lele yang dapat mencapai panjang 2 meter dan berat 100 kg ini mayoritas ditemukan di Brazil dan Venezuela. Ciri khas dari ikan lele ini adalah kepalanya yang besar dengan tulang tengkora yang cukup panjang dan keras. Meskipun ikan lele jenis ini bisa tumbuh menjadi raksasa, namun mereka relatif tidak berbahaya bagi manusia.

Oke, mungkin candiru sangat jauh dari kesan raksasa, karena ikan lele jenis ini ukurannya sangat kecil, dengan panjang sekitar 40 cm. Candiru menghuni sungai-sungai di Amerika Selatan seperti Amazon, Orinoco dan Essequibo. Namun bukan berarti ikan ini tidak berbahaya, Candiru merupakan ikan parasit yang memangsa darah dari mangsanya dengan cara menempel pada bagian tubuh mangsanya dan menghisap darahnya hingga kenyang. Candiru terkenal karena terdapat cerita dimana ikan ini dapat memasuki orang vital seseorang, karena seseorang tersebut kencing di sungai Amazon. Hal tersebut yang awalnya hanya mitos, sempat menjadi kenyataan pada tahun 1997, dimana seorang pria Brazil yang kencing di sebuah sungai setinggi lutu di Itacoatiara, Brazil. Pada saat itu Candiru kemudian melompat dan berhasil memasuki lubang organ vitalnya dan harus dikeluarkan melalui jalur operasi. Candiru mendeteksi mangsanya melalui kepekaan penciuman terhadap zat urea, yang ada di insang ikan dan juga air kencing manusia.

Spoiler for Candiru Acu:

Lagi-lagi spesies dari Candiru, namun sedikit berbeda, yaitu Candiru Acu. Sama halnya dengan Candiru biasa, Candiru Acu merupakan ikan lele parasit, namun ia tidak menghisap darah mangsanya, namun memakan mangsanya dari dalam ke luar. Hal ini dilakukan dengan cara "mengebor" masuk ke mangsanya dan mulai menggerogoti mangsa tersebut dari dalam tubuhnya. Terdapat catatan bahwa sejumlah orang tewas digerogoti Candiru Acu ketika sedang asyik berenang di sungai-sungai Amerika Selatan ini.

Spoiler for Mekong Giant Catfish:

Mekong Giant Catfish merupakan ikan lele terbesar di dunia, yang menghuni Sungai Mekong di Thailand. Spesies yang terancam punah ini memiliki panjang hingga 3 meter dan dapat mencapai bobot 300 kg!

Spoiler for Blue Catfish:

Blue Catfish merupakan salahs atu ikan lele raksasa yang ditemukan di kawasan Amerika Utara, khususnya di Sungai Mississippi. Ikan lele ini dapat mencapai berat 70 kg dan panjang 1.6m. Terdapat dugaan bahwa Blue Catfish memakan daging manusia yang tenggelam.

Spoiler for Jau Catfish:

Jau Catfish adalah spesies yang menghuni Sungai Orinoco dan Amazon di Amerika Selatan dan dapat mencapai panjang 1.4m dan berat 60 kg.

Piraiba merupakan ikan lele yang berbentuk ramping dan menyerupai ikan hiu. Merupakan salah satu ikan lele terbesar, dengan panjang 3.6 meter dan mencapai berat 200 kg. Piraiba diduga pernah memangsa manusia.

Spoiler for Sareng Catfish:

Sareng Catfish merupakan ikan lele yang mayoritas berasal dari India, dimana ikan ini memiliki kecenderungan bersifat agresif, akibat kebudayaan India yang menghanyutkan mayat-mayat di sungai, sehingga menjadi santapan Sareng Catfish. Ikan lele ini juga tercata memangsa bebek, anjing dan bahkan anak-anak kecil.

Vundu merupakan ikan lele raksasa asal Afrika yang menghuni perairan Kongo, Zimbabwe, Zambia, Tanzania dan Uganda. Vundu memilik tubuh yang menyerupai ular dan memiliki kecepatan tinggi dan sangat kuat, sehingga mampu menarik seseorang yang memancing di daratan hingga tenggelam. Vundu dapat mencapai panjang 1.5 meter dan berat 55 kg.

Spoiler for Flathead Catfish:

Flathead Catfish dikenal sebagai spesies penyerbu (invasive species) yang dapat merusak eksistensi spesies asli dari suatu daerah tertentu. Flathead Catfish dapat ditemukan di Amerika Utara, khususnya di North Dakota dan Arizona. Dengan panjang 1.5 m dan berat hingga 75 lg, Flathead Catfish merupakan ikan lele yang cukup besar di dalam kawasan Amerika.

Goonch merupakan ikan lele yang berasal dari Sungai Kali, India. Goonch merupakan salahs atu ikan lele yang dianggap paling berbahaya, Dengan panjang 2 meter dan berat hinga 75 kg, Goonch memiliki gigi yang tajam dan dilaporkan memangsa manusia dan memakan mayat manusia yang dihanyutkan di sungai di India.

Spoiler for Walking Catfish:

Naaah ini dia! Kalau kaskusers penasaran dengan Bahasa Inggris-nya ikan lele yang sehari-hari dijumpai di piring atau di empang, maka inilah yang disebut Walking Catfish, atau ikan lele biasa. Disebut "walking" karena ikan lele ini dapat "berjalan" di daratan dengan menggerakkan tubuhnya ke kiri dan ke kanan. Kalau kaskusers pernah pergi ke pasar, pasti pernah dong melihat ikan lele yang masih bisa hidup dengan kadar air yang minim. Apakah ikan lele ini berbahaya? Bisa jadi. Karena jika tidak berhat-hati memegangnya, kita dapat terkena patil atau duri yang terdapat pada sirip atas dan depan ikan lele ini. Patil ini mengandung racun. Meskipun tidak mematikan, dapat menimbulkan rasa sakti yang luar biasa, dan dapat pula membuat demam dan pusing-pusing.

Ga nolak ijo-ijo gan..ehehehe

Siapa yang sudah tidak asing dengan hewan yang satu ini? Ya, beruang merupakan hewan liar yang kerap kali terlihat menggemaskan. Beruang ditemukan di seluruh penjuru dunia, mulai dari lapisan es Arktik, hutan hijau Amerika Utara, hingga daerah pegunungan Amerika Selatan dan bahkan di seluruh Eropa dan Asia.

Dan sudah tahukah kami beruang memiliki delapan spesies utama yang masih ada sampai sekarang? Yuk, yang mau tahu lebih jauh spesies-spesies beruang apa saja yang masih bertahan hingga saat ini, simak artikel berikut hingga selesai, ya!

Beruang kutub ditemukan di sekitar Samudra Arktik di atas es laut atau daerah pesisir, tidak heran jika nama Latinnya diterjemahkan menjadi "beruang laut". Beruang besar ini dikenal karena bulunya yang anti air dan merupakan spesies beruang terbesar di dunia. Betina biasanya memiliki berat antara 300 hingga 700 pon dan jantannya berkisar antara 800 hingga 1.300 pon.

Beruang kutub dapat mempertahankan kecepatan 6 mil per jam di dalam air dan menghabiskan sekitar separuh waktunya berburu makanan. Namun, karena pemanasan global yang semakin memburuk, kini populasi beruang kutub kian memprihatinkan. Di Amerika Serikat, beruang ini terdaftar sebagai spesies yang terancam punah di bawah Endangered Species Act.

Latar belakang keluarga panda masih seringkali diperdebatkan. Mulai dari desas desus bahwa panda berkerabat lebih dekat dengan rakun, seperti panda merah. Namun, analisis DNA menunjukkan bahwa panda memang bagian dari keluarga beruang.

Panda diketahui memiliki berat antara 220 dan 330 pon dan dapat tumbuh hingga ukuran lebih dari 4 kaki. Panda liar biasanya ditemukan di hutan barat daya China, terutama di wilayah Cekungan Yangtze dengan perkiraan terakhir hanya tersisa 1.864 ekor, menurut World Wildlife Fund.

Beruang coklat merupakan beruang yang paling banyak tersebar di Bumi. Beruang coklat biasanya banyak ditemukan di Amerika Utara, Eropa, dan Asia, dengan berbagai habitat seperti gurun, hutan tinggi, dan pegunungan bersalju. Mereka dikenal sebagai hewan yang sangat kuat dan memiliki stamina tinggi.

Beruang coklat adalah omnivora dan akan memakan apa saja. Umumnya, mereka mencari makan di pagi hari karena mereka bukan pemanjat terbaik. Mereka diketahui melakukan perjalanan jauh untuk mencari makanan, terutama untuk mencari aliran salmon atau daerah dengan produksi berry yang tinggi.

Beruang sloth banyak ditemukan di Bangladesh, Nepal, dan Bhutan di kawasan hutan dan padang rumput. Mereka memiliki bulu mantel panjang berbulu hitam sebagai bentuk adaptasi terhadap cuaca dan moncong panjang yang terlihat mirip dengan trenggiling. Beruang betina memiliki berat antara 120 dan 200 pon, sedangkan jantan jauh lebih besar, biasanya antara 176 dan 300 pon.

Dengan nama seperti beruang sloth, orang mungkin berpikir bahwa beruang ini suka mengantuk atau lambat, tetapi justru sebaliknya. Kaki mereka yang besar dan cakar yang besar dibandingkan dengan bagian tubuh lainnya membantu beruang sloth berlari lebih cepat daripada kebanyakan manusia. Mereka juga diyakini sebagai beruang penari asli karena ada catatan pelatihan kelompok nomaden di India.

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Manfaat Kesehatan Ikan Salmon

Salmon dikenal kaya akan omega-3, protein, dan berbagai vitamin, termasuk vitamin B12 dan vitamin D. Omega-3 sangat baik untuk kesehatan jantung dan fungsi otak, sementara protein tinggi membantu pembentukan otot. Omega-3 yang terkandung dalam salmon dapat menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan meningkatkan kolesterol baik (HDL), sehingga menjaga kesehatan jantung. Konsumsi ikan salmon secara teratur juga dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit jantung koroner.

Salmon Atlantik (Atlantic Salmon)

Salmon Atlantik (Salmo salar) merupakan salah satu jenis salmon yang paling banyak dijual di Indonesia. Ikan ini berasal dari lautan Atlantik dan sering dibudidayakan secara komersial. Di Indonesia, salmon Atlantik merupakan salah satu jenis yang paling umum ditemukan di pasar dan supermarket. Ketersediaannya yang luas dan harga yang relatif terjangkau menjadikannya favorit di kalangan konsumen.